Monumen Nasional, atau yang lebih dikenal dengan Monas, adalah salah satu ikon terpenting Republik Indonesia. Berdiri megah di jantung Ibu Kota Jakarta, Monas bukan sekadar bangunan tinggi berlapis emas, tetapi juga simbol dari semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan.
Monas tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga menjadi pengingat abadi akan tekad, pengorbanan, dan cita-cita luhur bangsa Indonesia.
Sejarah Singkat Monas
Gagasan pembangunan Monas dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1950-an. Tujuannya adalah untuk menghadirkan sebuah monumen nasional yang mampu menggambarkan semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan. Pembangunan dimulai pada 17 Agustus 1961 dan selesai pada tahun 1975.
Monumen ini dirancang oleh arsitek Friedrich Silaban dan R.M. Soedarsono. Desainnya sarat makna filosofis, terutama mencerminkan prinsip-prinsip kehidupan bangsa Indonesia.
Arsitektur dan Makna Simbolis
Monas memiliki tinggi 132 meter, dengan bagian puncaknya berbentuk lidah api yang dilapisi emas murni seberat 50 kilogram. Api ini melambangkan semangat perjuangan yang tak pernah padam.
Bagian bawah Monas disebut Cawan, menggambarkan lesung (alat menumbuk padi), simbol kesuburan dan kehidupan masyarakat agraris. Sementara bentuk keseluruhan Monas menyerupai lingga dan yoni, lambang keseimbangan antara kekuatan laki-laki dan perempuan serta kesuburan dan keharmonisan.