Pembangunan tanpa data yang tepat hanya akan melahirkan kesenjangan. Ibarat layangan putus, pembangunan akan kehilangan arah. Pembangunan tanpa data hanya akan menjadikan masyarakat sebagai obyek pembangunan dan bukan pelaku. Impian pembangunan ibarat jauh panggang dari api.
Menyadari pentingnya data dalam pembangunan, Kepala Desa Setu, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Esa Asmarini, melirik inovasi Data Desa Presisi (DPP) yang diinisiasi oleh Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB University Prof Sofyan Sjaf.
“Sebetulnya dari program pemerintah ada data yang dilakukan melalui sensus, tapi kami tidak mendapatkan hasil akhirnya. Kami tidak pernah mendapatkan data-data tersebut. Padahal data-data itu diperlukan untuk pembangunan di desa kami,” kata Esa, yang sudah menjabat sebagai kepala desa sejak 2014 itu, ketika berbincang dengan ANTARA.
Akibatnya perencanaan pembangunan pun dilakukan tidak berbasiskan data yang ada. Esa memprediksi persoalan itu tak hanya terjadi di desanya, namun terjadi di desa-desa yang ada di seluruh Tanah Air.
Dengan adanya data yang presisi dan riil, dirinya dan perangkat desa tidak lagi mengira-ngira, seperti apa perencanaan pembangunan ke depan. Ia mendapatkan gambaran yang tepat bagaimana kondisi desa yang dipimpinnya itu.
