• Sun. Oct 6th, 2024

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Jangan Salah, Ini Waktu Tepat untuk Meminum Obat Hipertensi

ByNora listiawati

Jun 1, 2023

pid.kepri.polri.go.id Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu gangguan yang sering dialami masyarakat Indonesia, terutama orang dewasa usia 30 tahun ke atas hingga lanjut usia. Tekanan darah yang normal berkisar di angka 120/80 mmHg. Jika tekanan darah Anda melebihi 140/90 mmHg, maka bisa dibilang Anda mengalami tekanan darah tinggi alias hipertensi. Ketika tekanan darah sistolik (bagian atas) berada di kisaran 120 sampai 139 mmHg dan tekanan diastolik (bagian bawah) masih berkisar di angka 80 sampai 89 mmHg, maka tekanan darah Anda tergolong prehipertensi alias mengarah ke hipertensi.

 

Begitu tekanan darah mulai melonjak, Anda mungkin langsung cepat-cepat minum obat hipertensi supaya tekanan darah jadi lebih stabil. Selain memilih jenis obat yang tepat, obat hipertensi juga harus diminum di waktu yang tepat. Lalu, kapan waktu terbaik minum obat hipertensi agar efeknya maksimal?

 

Obat darah tinggi adalah perawatan yang penting. Untuk itu, jika memiliki hipertensi segera periksakan ke dokter agar mendapatkan rekomendasi perubahan gaya hidup bersamaan dengan resep obat darah tinggi. Seseorang mungkin memerlukan lebih dari satu jenis obat darah tinggi, maka itu penting juga untuk memperhatikan aturan minumnya.

 

Ada beberapa jenis obat hipertensi yang sering diresepkan oleh dokter. Pertama, Amcor 5 mg yang mengandung amlodipine besylate. Obat darah tinggi ini mengubah pergerakan kalsium di dalam jantung dan sel pembuluh darah. Cara kerja ini dapat melebarkan pembuluh darah. Dengan begitu, aliran darah akan lancar dan tekanan darah pun menurun. Kedua, Aprovel 150 mg yang mengandung irbesartan yang bekerja menghambat kerja angiotensin, yaitu hormon yang menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah. Dengan cara kerjanya tersebut, Aprovel Tablet dapat melemaskan dan melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Hal ini memudahkan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ketiga, Captopril Tablet Dexa Medica yang bekerja menurunkan kadar angiotensin, yaitu zat yang menyempitkan pembuluh darah. Dengan melebarnya pembuluh darah, darah akan mengalir lancar dan tensi akan menurun. Keempat, Concor Tablet yang mengandung bisoprolol fumarate. Obat darah tinggi ini menurunkan frekuensi detak jantung dan kekuatan jantung dalam memompa darah. Hal ini akan meringankan beban jantung dan menurunkan tekanan darah. Kelima Lasix mengandung furosemide yang dapat membantu tubuh membuang kelebihan air dan garam melalui urine. Dengan begitu, tekanan darah bisa menurun.

 

Jenis obat darah tinggi yang diresepkan dokter tergantung pada pengukuran tekanan darah dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Dua atau lebih obat tekanan darah akan bekerja lebih baik dibandingkan hanya satu jenis. Terkadang menemukan obat atau kombinasi obat darah tinggi adalah cocok-cocokan. Untuk itu penting untuk memberitahukan riwayat kesehatan pada dokter, melaporkan keluhan setelah minum obat, dan selalu minum obat darah tinggi sesuai petunjuk dokter.

 

Menurut apt. Rahmato S.Farm. M.ScP malam hari adalah waktu yang tepat untuk meminum obat hipertensi. Secara umum tekanan darah menurun 10% pada malam hari disebut dengan dipping. Namun pada usia 55 tahun, dipping tidak lagi terjadi artinya tekanan darah tidak turun. Hipertensi non dipping ini adalah faktor resiko stroke, serangan jantung dan ginjal yang sering kali terjadi dimalam hari. Ini karena pembentukan angiotensin 2 dan aldosterone hormone yang bertanggungjawab terhadap tekanan darah, dihasilkan lebih banyak pada saat istirahat.

 

Penulis menyarankan kepada yang mengidap gejala hipertensi agar mengetahui waktu yang tepat untuk meminum obat hipertensi. Periksakan kesehatan ke dokter agar mendapatkan obat darah tinggi yang sesuai dengan kondisi terkini dan riwayat kesehatan. Pastikan untuk mengkonsumsi obat sesuai dengan petunjuk dokter. ( Sumber Kompasiana)

 

penulis : Joni Kasim

Editor : Nora Listiawati

Publisher : Roy Dwi Oktaviandi