Di era digital, hoaks bukan sekadar informasi palsu — ia bisa mematikan. Sekali tersebar, berita bohong mampu menimbulkan kepanikan massal, merusak reputasi, bahkan menyebabkan kerusuhan.
Contohnya saat pandemi, hoaks soal obat ajaib dan teori konspirasi membuat banyak orang mengabaikan protokol kesehatan, bahkan menolak vaksin. Akibatnya, banyak nyawa melayang bukan karena penyakit, tapi karena kesalahan informasi.
Di sisi lain, hoaks juga sering memicu konflik sosial, terutama jika berkaitan dengan isu agama, politik, atau etnis. Cukup satu pesan berantai yang provokatif, kerusuhan bisa meledak. Hoaks seperti ini sering disebar dengan sengaja untuk kepentingan kelompok tertentu.
Kesimpulan
Jangan anggap remeh berita bohong. Sekali kita ikut menyebarkannya, kita bisa jadi bagian dari bencana. Saring sebelum sharing — nyawa bisa jadi taruhannya.