Dalam beberapa tahun terakhir, judi online telah menjadi fenomena yang semakin meresahkan, terutama di kalangan generasi muda. Kemudahan akses melalui smartphone dan media sosial membuat aktivitas ini tampak seolah-olah biasa, padahal di baliknya terdapat risiko serius terhadap kesehatan mental.
Salah satu dampak utama dari judi online adalah kecanduan. Remaja yang terjebak dalam kebiasaan berjudi cenderung mengalami gangguan seperti kecemasan, stres berkepanjangan, bahkan depresi. Ketika harapan menang tidak sesuai kenyataan, mereka bisa mengalami tekanan emosional yang berat. Tak jarang, kekalahan demi kekalahan memicu perasaan bersalah, rendah diri, dan frustasi, yang dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial dan akademik mereka.
Selain itu, judi online sering kali menciptakan lingkaran utang dan tekanan finansial, yang memperburuk kondisi mental. Beberapa anak muda bahkan nekat meminjam uang atau mencuri demi terus bermain, menandakan bahwa kendali diri mereka sudah terganggu.
Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa mereka butuh bantuan. Stigma terhadap masalah kesehatan mental membuat banyak penderita enggan berbicara atau mencari pertolongan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan peran aktif dari orang tua, sekolah, dan pemerintah dalam edukasi digital, pengawasan aktivitas online, serta pembatasan akses ke situs judi. Selain itu, penting juga untuk membuka ruang diskusi tentang kesehatan mental di kalangan remaja agar mereka tidak merasa sendirian ketika mengalami masalah.