• Mon. Oct 7th, 2024

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Bahaya Dari Kekerasan Verbal

ByNora listiawati

Apr 4, 2022

kepri.polri.go.id- Baik pria atau wanita secara psikologis pasti pernah mengalami mengalami perlakuan agresif berupa kalimat kasar dari teman, pasangan, atau keluarga. Untuk diketahui, kekerasan verbal lebih menyakitkan dibanding kekerasan fisik. Berikut beberapa hal yang bisa membuat kamu paham bahwa kekerasan verbal dalam bentuk apa pun harus dihentikan.

5 Bahaya Kekerasan Verbal yang Lebih Sakit Dibanding Kekerasan Fisikpexe

Baik pria atau wanita secara psikologis pasti pernah mengalami mengalami perlakuan agresif berupa kalimat kasar dari teman, pasangan, atau keluarga. Untuk diketahui, kekerasan verbal lebih menyakitkan dibanding kekerasan fisik. Berikut beberapa hal yang bisa membuat kamu paham bahwa kekerasan verbal dalam bentuk apa pun harus dihentikan.

  1. Rasa sakit kekerasan verbal terbawa seumur hidup, tidak seperti kekerasan fisik yang bisa hilang setelah beberapa saat

Kamu bisa menahan dan melupakan rasa sakit saat kaki terkilir, tapi rasa sakit karena kamu direndahkan dalam pekerjaan atau dalam hubungan asmara susah dilupakan. Kekerasan verbal menghasilkan sakit secara emosional yang menghantui seseorang sepanjang hidupnya. Dampak yang muncul saat kamu mengingat kejadian itu selalu akan memicu rasa sakit lagi meski sudah bertahun-tahun berlalu.

  1. Meruntuhkan kepercayaan diri dan memicu masalah kesehatan mental

Jika kamu pernah dalam hubungan yang tidak sehat atau pernah mengalami kekerasan verbal saat anak-anak, kamu pasti sadar bahwa pengalaman itu menghantuimu. Pengalaman seperti itu bisa meruntuhkan kepercayaan diri seseorang. Sang korban kehilangan rasa hormat pada dirinya sendiri dan merasa tidak berharga.

  1. Anggota keluarga dan teman tidak paham bahaya kekerasan verbal, memicu hilangnya dukungan pada korban.

Kekerasan fisik biasanya meninggalkan bekas. Bayangkan situasi saat kamu mengalami pengeroyokan di jalan, akan ada orang-orang lewat yang setidaknya menghentikannya dan bersimpati untukmu. Tapi kondisi tersebut hampir tidak pernah terjadi jika kamu mengalami kekerasan verbal. Orang-orang bersimpati pada rasa sakit fisik, tapi mereka hampir selalu meremehkan penderitaan emosional.

  1. Kekerasan verbal bisa membuat korban selalu merasa bersalah

Kekerasan verbal meruntuhkan kepercayaan diri seseorang, mereka merasa tidak dicintai dan dihormati. Sang korban merasa penasaran apa kesalahan yang telah dilakukan sampai harus menderita dalam kesendiriannya. Dalam rasa putus asa mencari pelipur lara, dia mungkin merasa pantas mendapatkannya, dan terbiasa direndahkan dalam pergaulan.

  1. Dampak terburuk, korban kekerasan verbal bisa berubah menjadi pelaku

Dampak terburuk menjadi korban kekerasan verbal adalah membuat sang korban berakhir menjadi pelaku. Menyakiti orang lain mungkin menjadi pelarian dengan meniru kekerasan yang pernah dialaminya. Selain itu, biasanya anak-anak yang pernah menjadi korban akan tumbuh menjadi tukang bully.(dikutip dari artikel terkait dengan kekerasan verbal).

Penulis : Adrian Boby

Editor : Nora Listiawati

Publisher : Adrian Boby