Era digital membawa kemudahan dalam mengakses informasi, tetapi juga membuka ruang bagi penyebaran hoaks dan disinformasi. Hoaks, atau berita bohong, serta disinformasi yang sengaja disebarkan untuk menyesatkan publik, menjadi ancaman serius bagi demokrasi. Ketika masyarakat mendapatkan informasi yang salah atau bias, proses pengambilan keputusan politik dapat terpengaruh, merusak kepercayaan publik terhadap institusi demokrasi.
Bagaimana Hoaks dan Disinformasi Mengancam Demokrasi?
- Mempengaruhi Opini Publik Secara Tidak Sehat
- Berita palsu yang dirancang untuk memanipulasi emosi dapat memengaruhi pilihan politik masyarakat dan membentuk opini yang tidak berbasis fakta.
- Menurunnya Kepercayaan pada Institusi Demokrasi
- Ketika informasi palsu tentang pemilu, pemerintahan, atau tokoh politik menyebar luas, masyarakat dapat kehilangan kepercayaan terhadap sistem demokrasi.
- Meningkatnya Manipulasi Politik
- Aktor politik dapat menggunakan disinformasi sebagai alat propaganda untuk menyerang lawan politik, menutupi kesalahan, atau membentuk citra tertentu yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Faktor Penyebab Penyebaran Hoaks dan Disinformasi
- Kemudahan Akses Media Sosial
- Platform digital memungkinkan informasi menyebar dengan sangat cepat tanpa proses verifikasi yang ketat.
- Kurangnya Literasi Digital
- Banyak pengguna internet yang belum memiliki kemampuan untuk memilah informasi yang valid dari sumber terpercaya.
- Algoritma Media Sosial
- Algoritma media sosial sering kali memprioritaskan konten yang menarik perhatian, termasuk informasi sensasional yang belum tentu benar.