• Tue. Sep 23rd, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Analisis Faktor Penyebab Stres pada Mahasiswa dan Dampaknya terhadap Kesehatan Mental

ByNora listiawati

Jun 30, 2025

Stres merupakan kondisi psikologis yang umum dialami oleh mahasiswa di berbagai jenjang perguruan tinggi. Masa perkuliahan adalah periode transisi penting yang menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, tuntutan akademik yang tinggi, serta tanggung jawab pribadi yang semakin besar. Tekanan-tekanan ini dapat memicu stres yang, apabila tidak ditangani dengan baik, berdampak negatif terhadap kesehatan mental mahasiswa secara keseluruhan.

Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab stres pada mahasiswa. Pertama, tuntutan akademik yang berat, seperti tugas yang menumpuk, ujian yang padat, serta tekanan untuk mempertahankan IPK, menjadi pemicu utama. Kedua, masalah finansial, seperti kebutuhan biaya kuliah, tempat tinggal, dan kebutuhan sehari-hari, juga sering menimbulkan beban pikiran. Ketiga, tekanan sosial, seperti pergaulan, hubungan antar teman atau keluarga, serta ekspektasi dari orang tua, sering kali menjadi sumber kecemasan tersendiri. Tidak jarang pula mahasiswa mengalami krisis identitas dan ketidakpastian masa depan, yang memperburuk kondisi stres yang sudah ada.

Dampak dari stres berkepanjangan terhadap mahasiswa sangat nyata dan beragam. Secara psikologis, stres dapat menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, kehilangan motivasi, hingga burnout. Mahasiswa yang mengalami stres berat biasanya sulit berkonsentrasi, kehilangan minat dalam belajar, dan menarik diri dari lingkungan sosial. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat menurunkan performa akademik dan membahayakan kestabilan emosi. Dari sisi fisik, stres juga bisa menimbulkan gejala seperti sakit kepala, gangguan tidur, kelelahan, hingga menurunnya sistem imun tubuh.

Untuk mengatasi stres dan mencegah dampak buruknya terhadap kesehatan mental, mahasiswa perlu mendapatkan dukungan yang memadai, baik dari keluarga, teman, maupun institusi pendidikan. Layanan konseling kampus, pelatihan manajemen waktu, kegiatan relaksasi, serta pembinaan keterampilan coping (penanggulangan stres) sangat penting untuk membantu mahasiswa menjaga keseimbangan emosionalnya. Selain itu, menciptakan lingkungan akademik yang suportif dan terbuka terhadap isu kesehatan mental juga menjadi tanggung jawab bersama.