Pada tanggal 15 April 2025, masyarakat dunia memperingati Hari Seni Sedunia atau World Art Day. Tanggal ini dipilih karena bertepatan dengan hari lahir seniman besar dunia, Leonardo da Vinci, sebagai simbol kontribusi seni terhadap peradaban manusia. Hari Seni Sedunia menjadi momen penting untuk mengapresiasi segala bentuk seni—baik rupa, musik, tari, maupun sastra—yang telah memperkaya kehidupan sosial dan budaya masyarakat di seluruh dunia. Di berbagai kota di Indonesia, peringatan ini dirayakan dengan pertunjukan seni lokal, pameran, dan diskusi budaya yang mengangkat kekayaan tradisi Nusantara.
Bersamaan dengan itu, umat Kristiani juga memperingati Selasa Suci, bagian dari Pekan Suci menjelang Hari Raya Paskah. Selasa Suci merupakan hari yang penuh makna religius, di mana umat diajak merenungkan kisah pengkhianatan terhadap Yesus Kristus serta pentingnya kasih dan pengampunan. Gereja-gereja di berbagai daerah mengadakan ibadah khusus dan kegiatan rohani untuk memperdalam iman serta menyiapkan diri menjelang perayaan Paskah.
Peringatan dua momentum ini di hari yang sama mencerminkan keberagaman ekspresi budaya dan spiritual dalam kehidupan masyarakat. Hari Seni Sedunia mengajak publik untuk terbuka terhadap nilai-nilai kreatif dan ekspresi kebebasan, sementara Selasa Suci memperdalam makna spiritual dan komitmen terhadap nilai-nilai keagamaan. Keduanya saling melengkapi sebagai wujud penghargaan terhadap kehidupan yang lebih bermakna, harmonis, dan berkeadaban.
Kegiatan di berbagai wilayah menunjukkan antusiasme masyarakat dalam merayakan dua momen penting tersebut. Di Yogyakarta, misalnya, seniman dan rohaniawan terlibat dalam sebuah forum refleksi lintas budaya yang menyatukan seni dan spiritualitas. Momen ini menjadi pengingat bahwa seni dan agama dapat berjalan beriringan dalam membentuk karakter bangsa yang toleran, kreatif, dan berempati.