Pid.kepri.polri.go.id-Autisme atau gangguan spektrum autisme (ASD) adalah masalah perkembangan anak. Masalah ini memengaruhi cara belajar, berperilaku dan cara berkomunikasi serta berinteraksi pengidap.
Ini adalah kondisi seumur hidup yang tidak dapat disembuhkan. Gejala dan ciri-ciri autisme dapat muncul pertama kali pada masa kanak-kanak. Di bawah ini kondisi yang penting untuk orang tua perhatikan.
Ciri-Ciri Autisme pada Anak
Umumnya, tanda-tanda awal autisme terdeteksi melalui tonggak perkembangan sesuai usia. Misalnya, mengoceh pada usia empat bulan dan dapat menggunakan kalimat sederhana pada usia dua tahun.
Apabila seorang anak tidak mencapai tonggak tersebut atau tidak mengembangkan keterampilan sama sekali, hal ini dapat mengindikasikan autisme. Berikut ini ciri-ciri autisme lainnya:
1. Masalah keterampilan sosial
Ciri-ciri anak autis yang mudah ibu kenali adalah mereka terlihat asyik dengan dunianya sendiri. Selain itu, mereka juga sulit untuk terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.
Mereka juga kesulitan dalam melakukan kontak mata serta sulit memahami emosi seperti rasa sakit, sedih, atau perasaan orang lain. Masalah ini muncul saat anak menginjak usia 8-10 bulan. Cirinya dapat berupa:
- Tidak menanggapi nama saat dipanggil
- Tidak tertarik untuk bermain, berbagi, atau berbicara dengan orang lain
- Lebih suka menyendiri.
- Menghindari atau menolak kontak fisik, termasuk berpelukan.
- Menghindari kontak mata.
- Saat marah, anak tidak suka dihibur.
- Tidak memahami emosi mereka sendiri atau orang lain.
- Tidak merentangkan tangan untuk digendong atau dipandu dengan berjalan.
2. Masalah komunikasi
Anak ini biasanya memiliki kesulitan berkomunikasi dengan orang lain. Termasuk dalam memahami pembicaraan, membaca, dan juga menulis. Selain itu, ini ciri lainnya:
- Kesulitan dalam memulai percakapan, memahami perkataan dan mengikuti petunjuk.
- Keterlambatan berbicara dan keterampilan bahasa.
- Mengeluarkan suara datar, suara robot, atau suara nyanyian.
- Echolalia atau suka mengulang kalimat yang sama berulang-ulang.
- Masalah dengan kata ganti, misalnya, mengatakan “kamu” alih-alih “aku”.
- Tidak menggunakan atau jarang menggunakan gerakan umum (menunjuk atau melambaikan tangan) dan tidak menanggapinya.
- Ketidakmampuan untuk fokus pada satu topik saat berbicara atau menjawab pertanyaan.
- Tidak mengenali sarkasme atau bercanda.
- Kesulitan mengekspresikan kebutuhan dan emosi.
- Tidak mendapatkan sinyal dari bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi.
3. Masalah perilaku
Anak yang memiliki autisme juga bertindak dengan cara yang tidak biasa atau memiliki minat yang tidak biasa, seperti:
- Perilaku berulang seperti mengepakkan tangan, mengayun, melompat, atau memutar-mutar.
- Gerakan konstan (berlari) dan perilaku “hyper” atau berlebihan.
- Rutinitas atau ritual tertentu dan menjadi kesal ketika rutinitas diubah.
- Sangat sensitif terhadap sentuhan, cahaya, dan suara
- Tidak mampu meniru perilaku orang lain
- Kurangnya koordinasi atau canggung.
- Impulsif atau bertindak tanpa berpikir.
- Perilaku agresif, baik dengan diri sendiri maupun orang lain.
- Rentang perhatian yang pendek.
Waspada Red Flags Autisme pada Anak
Selain ciri-ciri di atas, ada juga gejala yang perlu mendapatkan perhatian khusus atau red flags. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), berikut tandanya:
- 6-12 bulan. Anak tidak menengok saat namanya dipanggil.
- 12 bulan. Anak tidak bisa menunjuk, mengoceh, dan menunjukkan ekspresi wajah sedih atau bahagia.
- 16 bulan. Anak belum bisa mengucapkan sepatah dua patah kata.
- 24 bulan. Anak belum dapat membuat kalimat yang terdiri dari 2 kata atau lebih.
Selain beberapa tanda bahaya di atas, anak juga mengalami kehilangan kemampuan berbahasa dan bersosial. Masalah ini dapat terjadi di rentang usia berapa pun.
Apa Penyebab Gangguan Spektrum Autisme?
Belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab dari autisme. Namun, penelitian telah menemukan beberapa faktor, seperti faktor genetika (keturunan) dari orang tua.
Selain itu, masalah ini bisa terjadi karena faktor lingkungan yang mungkin berperan sebagai penyebab autis. Faktor risiko lainnya, yaitu:
- Hamil di usia tua.
- Bayi dengan berat badan lahir rendah.
- Ketidakseimbangan metabolisme.
- Paparan logam berat dan racun lingkungan.
- Riwayat ibu dengan infeksi virus.
- Paparan obat asam valproat atau thalidomide.
Sumber : https://www.halodoc.com/
Penulis : Joni Kasim
Editor : Firman Edi
Publish : Nora