pid.kepri.polri.go.id Didalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efesien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode belajar.
Untuk memenuhi kompetensi guru dalam sistem instruksional yang modern, maka perlu diuraikan masing-masing teknik penyajian secara mendalam dan terinci. Untuk memahami dan mendalami tentang teknik penyajian pelajaran, maka perlu dijelaskan arti dari teknik penyajian itu.
Nah apa sih pengertian dari teknik penyajian itu?
Teknik penyajian pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur dalam memberikan materi atau suatu yang diperlukan oleh siswa. Di dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam menghadapi segala persoalan.
Dalam belajar, guru harus mengenal teknik penyajian dalam belajar serta mampu untuk menggunakan tenknik-teknik tersebut dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Adapun teknik-teknik penyajian pelajaran adalah sebagai berikut;
- Teknik Diskusi
Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
- Kerja Kelompok
Teknik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar. Ia- lah suatu cara mengajar, di mana siswa di dalam kelas dipandang sebagai suatu kelompok atau dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 (lima) atau 7 (tujuh) siswa, mereka bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan tugas tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan pula oleh guru.
Robert L. Cilstrap dan William R Martin memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil, yang diorganisir untuk kepentingan belajar. Keberhasilan kerja kelompok ini menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.
Penggunaan teknik kerja kelompok untuk mengajar mempunyai tujuan agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain dalam mencapai tujuan bersama.
- Simulasi
Dalam pengajaran modern teknik ini telah banyak dilaksanakan; sehingga siswa bisa berperan seperti orang-orang atau dalam keadaan yang dikehendaki.
Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksudkan, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat sesuatu. Jadi siswa itu berlatih memegang peranan sebagai orang lain. Simulasi mempunyai bermacam-macam bentuk pelaksanaan ialah: peer-teaching, sociodrama, psikodrama, simulasi game dan role playing.
- Micro Teaching
Salah satu usaha perbaikan dalam bidang Praktek Kependidikan yaitu dalam cara dan hasil kerja kita sebagai guru, di- mana memerlukan pengetahuan, ketrampilan serta sikap tertentu untuk menjadi guru profesional yang berbeda dengan profesi lain, dengan jalan melaksanakan Micro teaching.
Tujuan Micro Teaching
Tujuan Umum: mempersiapkan mahasiswa calon guru untuk menghadapi pekerjaan mengajar sepenuhnya di muka kelas dengan memiliki ketrampilan, kecakapan dan sikap sebagai guru yang profesional.
Tujuan Instruksional Khusus: Setelah mengikuti program micro-teaching mahasiswa calon guru diharapkan:
- Dapat menganalisa tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan diri sendiri.
- Dapat melaksanakan ketrampilan khusus dalam mengajar.
- Dapat mempraktekkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.
- Dapat mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif,
produktif dan efisien.
- Dapat bersikap profesional keguruan.
Metode mengajar dengan menggunakan komputer.
Perkembangan zaman dapat ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih. Karena itu dalam proses belajar mengajar perlu juga dikembangkan cara-cara mengajar yang baru pula. Di antaranya ialah cara mengajar dengan mempergunakan komputer.
Metode mengajar ini dikembangkan berdasarkan karena pertama-tama sudah jelas pada kehidupan modern di masa de pan, komputer merupakan suatu alat yang sangat penting. Selain itu juga karena derasnya arus informasi baru yang mengalir dari para pemakai IPTEK/Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka penggunaan komputer merupakan satu-satunya cara untuk menampung dengan baik segenap informasi tadi, dan selanjutnya memanfaatkan dengan baik pula.
Dengan bantuan komputer dapat diajarkan cara-cara mencari informasi baru, menyeleksinya dan kemudian mengolah-nya, sehingga terdapat jawaban terhadap suatu pertanyaan.
Secara teori, suatu komputer memiliki kekuatan keahlian yang lebih daripada seorang guru. Karena komputer dapat:
1.menyimpan pendapat dari beberapa informasi;
- memilih informasi tersebut dengan kecepatan yang tinggi;
- menyajikan pada siswa dengan tanda diagram yang menantang:
- memberi jawaban tipe kebutuhan siswa;
- memberi umpan balik kepada siswa secara individual secepatnya;
- memiliki sejumlah perbedaan, dengan siswa yang berbeda- beda.
METODE MENGAJAR NON-DIRECTIVE
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses yang aktif bukan pasif. Cara mengajar ini dilakukan agar para siswa mampu melakukan observasi mereka sendiri, mampu mengadakan analisis mereka sendiri, dan mam pu berpikir sendiri. Mereka bukan hanya mampu menghafalkan dan menirukan pendapat orang lain. Juga untuk merangsang para siswa agar berani dan mampu menyatakan dirinya sendiri dengan aktif, bukan hanya menjadi pendengar yang pasif ter- hadap segala sesuatu yang dikatakan oleh guru.
Siswa diizinkan untuk meneliti sendiri dari perpustakaan, ataupun kenyataan di lapangan.
Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas, yang telah tersusun sehingga dengan tugas tersebut siswa dapat melak- sanakan:
- observasi pada objek pelajaran;
- menganalisa fakta yang dihadapi; and meets
- menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya;
- menjelaskan apa yang telah ditemukan;
- membandingkan dengan fakta yang lain.
Kemungkinan guru hanya memberi permasalahan yang merangsang proses berpikir siswa, sehingga obyek belajar itu berkembang sesuai dengan yang diharapkan.(sumber kompasiana.com/dimassaputra)
penulis : Firman Edi
Editor : Nora Listiawati
Publisher : Roy Dwi Oktaviandi