pid.kepri.polri.go.id-Manusia adalah makhluk sosial sekaligus makhluk individu. Dikatakan makhluk individu karena manusia berperan sebagai perseorangan atau sebagai diri sendiri yang mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendri dan memenuhi kebutuhan pribadinya, namum untuk memenuhi kebutuhan tersebut, manusia membutuhkan orang lain karena manusia tidak dapat berdiri sendiri. Manusia tidak dapat menghindari diri dari interaksi, komunikasi dan hubungan sosial dengan individu yang lain, itulah yang disebut manusia juga sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang memerlukan interaksi dengan individu lain.
Manusia dalam berinteraksi dengan orang lain, tentu saja akan menemukan perbedaan disetiap orang. Setiap orang tentu saja memiliki perbedaannya masing – masing. Sikap merupakan salah satu yang menjadi penentu dalam kehidupan seseorang. Sikap seseorang akan memberikan dampat terhadap perilaku atau perbuatan yang akan dilakukan oleh orang tersebut dalam berinteraksi dengan individu lain. Sikap yang ada pada seseorang menggambarkan perilaku seseorang. Ketika kita mengetahui sikap sesorang, maka kita dapat mengetahui akan seperti apa respon atau perilaku yang diberikan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapi oleh orang tersebut. Dengan mengetahui sikap seseorang, kita akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang akan timbul dari orang tersebut.
Manusia sebagai makhluk sosial sekaligus mahkluk individu dituntut untuk dapat membangun hubungan atau relasi yang baik dengan individu lain. Dewasa ini kita sering dihadapkan dengan berbagai macam orang dengan latar belakang yang berbeda – beda, baik dari suku, agama, ras, dan bahkan status sosial seseorang yang membuat cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu. Tidak jarang ditemui perbedaan tersebut melahirkan hubungan yang tidak harmonis antar sesama, seperti saling curiga, saling dendam, saling berburuk sangka, saling hina, saling memusuhi dan bahkan berujung pada terciptanya kekerasan, baik berupa kekerasan fisik maupun kekerasan psikis.
Toleransi adalah sikap saling menhormati dan menghargai segala bentuk perbedaan untuk menghindari pertikaian antar manusia akibat adanya perbedaan pendapat, keyakinan atau kebudayaan. Dengan menerapkan sikap saling bertoleransi mengajak kita untuk selalu berperilaku baik dan memahami serta menerima setiap perbedaan yang ada. Saling bertoleransi juga memberikan dampak positif terhadap diri sendiri, yaitu kita akan menghargai dan memahami perbedaan yang ada. Sikap saling bertoleransi membuat kita tidak memaksan orang lain, tidak menolak pendapat orang lain yang berbeda dengan kita, sehigga kita menjadi tidak mudah meledak seperti api dengan perbedaan yang ada. Ketika sikap saling bertoleransi sudah di terapkan maka orang lain juga akan memperlakukan kita dengan baik, menghargai kita saat kita berbicara. Hal ini akan membuat kita hidup rukun dengan sesama.
Toleransi merupakan pondasi utama untuk sesorang membangun kehidupan yang damai dalam bermasyarakat. Toleransi ada untuk menggambarkan sikap saling menghargai dan memahami suatu perbedaan serta sikap gotong royong antar manusia dalam kelompok yang berbeda. Ketika kita tidak menerapkan sikap saling menghargai dan memahami suatu perbedaan tersebut, inilah yang menyebabkan timbul yang sikap intoleransi.
Intoleransi merupakan sikap acuh terhadap lingkungan sekitar, tidak saling mnghargai antar sesama, tidak menerima perbedaan yang ada di lingkungan sekitar dan semua sikap yang bertentangan dengan toleransi. Intoleransi timbul karena adannya sikap tidak suka kepada orang lain, dan sikap ingin mengurusi, mengganggu kehidupan orang lain serta menentang keyakinan atau sikap orang lain. Akibat dari sikap intoleransi adalah orang semakin saling tidak peduli dan tidak menghargai terhadap orang lain, yang menimbulkan terjadinya konflik ras, antar suku atau agama sehingga menyebabkan terjadinya kemunduruan suatu kelompok masyarakat karena kurangnya partisipasi masyarakat dalam mendukung pemerintah melakukan pembangunan kebijakan, sarana dan prasarana dilingkungan masyrakat tersebut
penulis : Firman Edi
Editor : Nora Listiawati
Publisher : Roy Dwi Oktaviandi