• Sat. Apr 26th, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Tipe Suami yang Tidak Punya Rasa Cemburu (Dayyuts)

ByNora listiawati

Nov 3, 2023

https://pid.kepri.polri.go.id/

Bagaimanakah tipe suami yang tidak punya rasa cemburu?

Suami bertipe semacam ini adalah suami yang tercela sebagaimana disebutkan dalam hadits yaitu hadits Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma dengan sanad marfu’ –sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam-, di mana beliau bersabda “Ada tiga orang yang Allah haramkan masuk surga yaitu: pecandu khamar, orang yang durhaka pada orang tua, dan orang yang tidak memiliki sifat cemburu yang menyetujui perkara keji pada keluarganya.” (HR. Ahmad 2: 69. Hadits ini shahih dilihat dari jalur lain)

Adapun maksud ad dayyuts sebagaimana disebutkan dalam Al Mu’jam Al Wasith adalah para lelaki yang menjadi pemimpin untuk keluarganya dan ia tidak punya rasa cemburu dan tidak punya rasa malu.

Yang dimaksud tidak punya rasa cemburu dari suami adalah membiarkan keluarganya bermaksiat tanpa mau mengingatkan. Bentuknya pada masa sekarang adalah:

1- Membiarkan anak perempuan atau anggota keluarga perempuan berhubungan via telepon atau SMS dengan laki-laki yang bukan mahram. Mereka saling berbincang hangat, sambil bercumbu rayu, padahal tidak halal.

2- Merelakan anggota keluarga perempuan ber-khalwat –berdua-duaan- dengan laki-laki bukan mahram.

3- Membiarkan anggota keluarga perempuan mengendarai mobil sendirian bersama laki-laki bukan mahram, misalnya sopirnya.

4- Merelakan anggota keluarga perempuan keluar rumah tanpa menggunakan jilbab atau hijab syar’i, sehingga bisa dipandang dengan leluasa, ditambah parahnya menggunakan pakaian ketat yang merangsang nafsu birahi para pria.

5- Mendatangkan film dan majalah penyebar kerusakan dan kemesuman ke dalam rumah.

Kedudukan dan Peran Suami dalam Keluarga

Suami tentu harus bersikaplah sebagaimana kedudukan dan perannya dalam rumah tangga. Menukil dari laman Kementrian Agama, kedudukan & peran seorang suami didalam rumah tangganya cukup berat diantaranya:

1. Menjadi Pemimpi yang Bertanggungjawab atas Kepemimpinannya
Sebuah hadist shahih riwayat Imam Bukhari :
Abdullah bin Umar berkata, Aku mendengar Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) merupakan pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami merupakan pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan dimintai pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut.(HR.Bukhari).

2. Suami Sebagai Penyelamat Keluarga dari Siksa Api Neraka
Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak mendurhakai Allah SWT terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim: 6).

3. Suami harus Mawas Diri Terhadap istri dan Anaknya yang dapat Menjadi Musuh
Allah SWT berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anakmu melalaikanmu daripada memperingati Allah. Barangsiapa berbuat demikian maka mereka termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Al-Munafiqun: 9).

Dalam penafsiran Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya (1301-1372 M), arti ‘menjadi musuh bagimu’ adalah melalaikan dirimu dari melakukan amal sholeh dan bisa menjerumuskan kamu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT.

Belum terlambat bagi seorang suami mempelajari dan berusaha memperbaiki diri semua perkara rumah tangga sesuai syariat Islam. Semoga Allah SWT menghindarkan Anda dari sifat dayyuts.

 

Sumber : https://www.detik.com/

Penulis      : Juliadi Warman
Editor       : Firman Edi
Publisher : Firman Edi