Merokok masih menjadi salah satu penyebab utama kematian yang dapat dicegah di seluruh dunia. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa perilaku merokok memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai penyakit kronis, salah satunya yang paling mematikan adalah penyakit jantung koroner. Dalam beberapa dekade terakhir, berbagai studi epidemiologis dan klinis telah memperkuat bukti bahwa merokok bukan hanya faktor risiko, tetapi juga pemicu utama yang mempercepat kerusakan sistem kardiovaskular.
Penyakit jantung koroner terjadi ketika pembuluh darah arteri koroner yang memasok darah ke otot jantung mengalami penyempitan atau penyumbatan akibat penumpukan plak. Zat-zat kimia berbahaya dalam rokok, seperti nikotin dan karbon monoksida, berperan besar dalam mempercepat proses aterosklerosis, yaitu pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Nikotin dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, sementara karbon monoksida mengurangi kemampuan darah membawa oksigen. Kombinasi ini memberi beban berlebih pada jantung dan mempercepat kerusakan dinding arteri.
Studi longitudinal yang dilakukan oleh lembaga kesehatan dunia menunjukkan bahwa perokok aktif memiliki risiko 2 hingga 4 kali lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Tak hanya itu, perokok pasif—mereka yang terpapar asap rokok secara tidak langsung—juga memiliki risiko signifikan terhadap penyakit jantung koroner. Hal ini menunjukkan bahwa bahaya merokok meluas tidak hanya pada pelakunya, tetapi juga pada lingkungan sekitarnya.
Selain itu, penelitian juga mengungkap bahwa ada hubungan proporsional antara durasi dan intensitas merokok dengan tingkat keparahan risiko penyakit jantung. Semakin lama dan semakin banyak seseorang merokok, semakin besar peluangnya mengalami gangguan jantung serius. Namun kabar baiknya, berhenti merokok terbukti mampu menurunkan risiko tersebut secara bertahap. Dalam waktu satu tahun setelah berhenti merokok, risiko penyakit jantung menurun secara signifikan, dan dalam waktu lima hingga sepuluh tahun, risiko seseorang bisa mendekati orang yang tidak pernah merokok sama sekali.
Kesimpulannya, hubungan antara perilaku merokok dan penyakit jantung koroner sangat kuat dan telah dibuktikan oleh berbagai studi ilmiah. Merokok tidak hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitar. Oleh karena itu, upaya untuk mengurangi dan menghentikan kebiasaan merokok harus menjadi prioritas dalam agenda kesehatan masyarakat, demi menciptakan generasi yang lebih sehat dan bebas dari ancaman penyakit jantung.