• Sat. Apr 26th, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Saling Memaafkan di Hari Yang Fitri

ByNora listiawati

Apr 21, 2023

pid.kepri.polri.go.id- Setelah satu bulan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan, hari raya idulfitri  memanglah momen yang sangat ditunggu oleh semua umat Muslim di dunia sebagai hari kemenangan. Idulfitri yang mengandung makna fitrah atau kembali suci yang berarti keadaan suci tanpa dosa dan kesalahan. Bagi umat Muslim di Indonesia, idulfitri dijadikan hari raya utama karena idulfitri sebagai momen berkumpulnya sanak keluarga. Banyak tradisi di Indonesia yang dilakukan turun-temurun yang sudah menjadi hal wajib untuk dilakukan.

Momentum untuk menyambung tali persaudaraan sesama umat, selama perayaan idulfitri juga dapat ditemukan berbagai keragaman dalam hal meminta maaf. Ada yang dikenal sebagai budaya sungkem, yaitu budaya meminta maaf kepada orangtua dengan cara duduk di lantai, sedangkan orang tua duduk di atas kursi. Budaya sungkem biasanya disaksikan dalam budaya Jawa dengan maksud sebagai wujud permohonan maaf dan rasa hormat kepada orang tua.

Pada momen hari raya lebaran memang sudah tidak asing lagi dengan budaya bermaaf-maafan. Seperti yang diketahui ada tradisi bermaaf-maafan dengan sungkem dan halalbihalal. Menjadi manusia pemurah dengan memaafkan sesama umat adalah amal saleh yang dianjurkan dalam Islam. Seperti dalam surat Al-A’raf ayat 199 yang artinya “jadilah engkau pemaaf dan serulah orang-orang mengerjakan yang makruf serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”.

Jika sekarang orang mengidentikkan momen hari raya lebaran sebagai waktu untuk minta maaf tidak ada salahnya. Sebenarnya tidak ada waktu atau momen khusus untuk manusia saling bermaaf-maafaan, karena semua waktu itu baik dimanfaatkan untuk meminta maaf. Pada dasarnya memaaf-mafaan adalah soal keikhlasan hati untuk meminta dan memberi maaf. Masyarakat Indonesia memang mengidentikkan momen idulfitri sebagai momen yang paling baik untuk bersilaturahmi dengan meminta maaf. Hal tersebut tidak ada tuntutannya dalam agama, melainkan hanya tradisi.

Tradisi bermaaf-maafan pada saat lebaran sangat positif, masyarakat sepakat bahwa hari raya lebaran adalah waktu yang paling baik untuk saling meminta maaf, karena sebagai hari kemenangan dengan subtasnsi kembali ke fitri atau suci.

sumber : merdeka.com

Penulis   : Fredy Ady Pratama

Editor     : Firman Edi

Publisher : Fredy Ady Pratama