kepri.polri.go.id-Tepat tanggal 1 Juli 2021, Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) akan merayakan Hari Jadi yang ke-75 tahun.Usia yang sangat matang untuk sebuah institusi negara. Polri berdiri pada tanggal 1 Juli 1946 melalui Penetapan Pemerintah No. 11/S.D.Seiring berjalan, lembaga ini telah mengalami banyak sekali transformasi dan reformasi. Tujuannya tidak lain adalah untuk terus memberikan pelayanan serta jaminan keamanan yang berkualitas kepada masyarakat.
Sejak Januari 2021 pucuk pimpinan tertinggi Polri telah berganti dari Jenderal Idham Aziz kepada Komjen Listyo Sigit Wibowo. Pergantian ini dikarenakan Kapolri sebelumnya memasuki masa pensiun.Seperti yang sudah-sudah, dengan adanya pergantian kepala atau pimpinan sebuah lembaga negara, biasanya dibarengi dengan perubahan-perubahan konsep kerja, perbaikan sistem pelayanan serta peningkatan mutu dan kualitas Tidak terkecuali yang juga dilakukan oleh Kapolri anyar. Beliau membuat suatu terobosan visi dan misi Polri yang mengedepankan nilai-nilai perbaikan di masa depan.Konsep ini sebenarnya sudah ditulis oleh Komjen Sigit dalam makalah yang berjudul “Transformasi Menuju Polri yang Presisi, Prediktif, Responsibilitas, Transparan Berkeadilan.”
Makalah tersebut diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan menjadi bahan fit and proper test menuju Kapolri. Banyak pihak yang menilai dan memprediksi positif atas konsep ini. Berikut 8 (delapan) poin penting konsep Polri Presisi.
Menjadikan Polri sebagai institusi yang Prediktif, Responsibilitas,
Transparan Berkeadilan.Menjalin keamanan untuk program pembangunan nasional.
Menjaga solidaritas internal.
Meningkatkan sinergitas dan solidaritas TNI-Polri, serta bekerja sama dengan APH dan kementerian/lembaga untuk mendukung dan mengawasi program pemerintah.
Mendukung terciptanya ekosistem inovasi dan kreativitas yang mendorong kemajuan Indonesia.
Menampilkan kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan.
Mengedepankan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan restoratif dan problem solving.
Setia kepada NKRI dan senantiasa merawat kebhinekaan.
Setelah resmi menjabat sebagai Kapolri, Jenderal Listyo segera bergerak untuk mewujudkan transformasi menuju Polri yang Presisi.
Tantangan maupun landscape keamanan – ketertiban di masa sekarang dan masa depan akan lebih berbeda dan rumit. Kompleksitas ini banyak dipengarui oleh perubahan zaman di era new normal.
Seperti contoh ancaman Covid -19 yang belum usai, maraknya cyber crime dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi serta masih adanya potensi ancaman keamanan dari sikap intoleransi dan terorisme yang bisa saja sewaktu-waktu terjadi.
Kondisi-kondisi diatas menunut semua aparat penegak hukum agar bisa sepuluh langkah lebih maju. Dan untuk menjawab semua itu, Polri lantas menciptakan bermacam-macam program guna menunjang kinerja serta pelayanan terbaiknya.
Dalam kamu bahasa Indonesia, Presisi mempunyai pengertian ketepatan dan ketelitian. Dengan menggunakan kata ini, diharapkan Polri bertransformasi menjadi lembaga yang yang mengedepankan ketepatan dalam memberikan pelayanan dan ketelitian dalam melakukan tindakan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, hingga saat ini masih sering kita jumpai lembaga atau institusi negara baik di tingkat pusat, provinsi maupun daerah yang masih kurang ideal dalam melayani dan berperilaku
Tentu saja hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kepuasan masyarakat. Oleh sebab itu memang diperlukan adanya perbaikan secara menyeluruh dan berkesinambungan.
- Pemolisian Prediktif
Merupakan upaya untuk mencegah dan mengantisipasi segala potensi kejahatan, kerusuhan dan pelanggaran hukum yang mungkin saja bisa timbul di suatu daerah. Predictive Policing memanfaatkan statistik sebagai basis data untuk mengambil atau menciptakan kebijakan pencegahan kejahatan yang bersifat lokal.
Sebuah gagasan yang sungguh cemerlang. Karena dengan begitu, maka seluruh jajaran Polri hingga setingkat Polsek bisa ditugaskan secara cermat dan tepat sasaran.
Kondisi geografis serta keberagaman masyarakat Indonesia memang menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Polri. Jenis-jenis kejahatan yang marak di suatu daerah tentu tidak bisa sama persis dengan daerah lainnya.
Harapannya dengan Pemolisian Prediktif ini bisa meningkatkan upaya pencegahan kejahatan atau bentuk pelanggaran hukum lain.
- Responsibiltas
Dimaknai sebagai rasa tanggung jawab semua anggota Polri dalam memberikan pelayanan kepada publik. Adapun bentuk tanggung jawab ini akan diwujudkan dalam ucapan, sikap, perilaku dan pelaksanaan tugas sehari-hari.
Salah satu langkah penting ialah Pemolisian Responsif yakni untuk memberikan pelayanan kepada msyarakat dengan cermat, cepat dan tepat. Guna mendukung terciptanya responsibilitas, saat ini Polri telah menciptakan beberapa aplikasi yang memudahkan karena bisa diakses oleh siapapun dan kapanpun
SIM Online adalah terobosan Polri mempermudah masyarakat dalam melakukan pengurusan SIM (Surat Ijin Mengemudi). Dengan hadirnya SIM Online, kini memperpanjang SIM tidak perlu lagi harus datang ke Satpas SIM (Satuan Penyelenggara Administrasi).
Masyarakat bisa mengakses lewat android di rumah. Layanan jadi lebih mudah dalam satu genggaman tangan. Keuntungan lain dari program ini ialah meminimalisir praktik pungli dalam pengurusan SIM.
Bahkan kedepan, wujud SIM tidak lagi berupa fisik kartu melainkan dalam bentuk digital sehingga bisa disimpan di HP. Tentu misi ini sangat sejalan dengan kondisi pandemi yang mengharuskan kita semua untuk meminimalkan interaksi antar manusia dan benda.( sumber artikel kepolisian )
penulis : Firman Edi
Editor : Nora Listiawati
Publisher : Roy Dwi Oktaviandi