• Mon. Oct 7th, 2024

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Penulisan Cerpen yang Belum Sesuai dengan Standar Penulisan

ByNora listiawati

Sep 6, 2022

kepri.go.id Kemampuan menulis pada siswa harus selalu di kembangkan, contohnya kemampuan menulis cerpen. Karena dengan menulis cerpen kita dapat menampilkan imajinasi kita tentang apa yang telah kita alami di kehidupan kita. Keterampilan menulis cerpen juga dapat mendorong siswa agar dapat mengembangkan imajinasi dan kemampuannya dalam berfantasi melalui kata-kata yang dapat ia tuangkan kedalam cerpen. Dengan imajinasinya para siswa dapat menuliskan hal-hal yang ditemukannya sehingga mereka dapat menghasilkan cerpen  dengan beragam ide cerita mereka. Agar tulisan mereka dapat dikatakan sebagai sebuah cerpen, maka para siswa perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan menulis cerpen.

 

Cerpen berbeda dengan jenis tulisan lainnya. Oleh sebab itu, diperlukan beberapa  karakteristik yang sangat perlu diperhatikan pada sebuah cerpen. Menurut Thahar (2008:1-5) ia menyatakan bahwa cerpen memiliki beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut. (1) Sesuai dengan sifatnya yang pendek, cerpen biasanya dapat dibaca dalam waktu singkat, dapat dibaca sambil menunggu atau sekedar mengisi waktu. (2) Cerpen dapat dibaca oleh semua kalangan termasuk remaja sehingga tema cerita juga di sesuaikan dengan tema kehidupan remaja. (3) Naskah cerpen hanya berkisar lima hingga delapan lembar kertas ukuran kuarto spasi rangkap bila diketik dalam bentuk naskah. (4) Cerpen haruslah mengandung cerita, tokoh, latar, dan karakter tokoh. (5) Cerpen tentulah pendek, biasanya peristiwa disajikan lebih padat karena dalam cerpen hanya di temukan sebuah peristiwa yang didukung oleh peristiwa-peristiwa kecil lainnya. (6) Ketika selesai membaca cerpen, selesai pulalah tarikan napas pertanda telah berhasil dipuaskan oleh suatu pengalaman batin, namun unik, berbeda dengan novel yang membutuhkan waktu yang lama untuk membacanya.

 

Berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP NEGERI 2 Lembah Gumanti Kabupaten Solok pada bulan Oktober 2012 diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran menulis cerpen belum terlaksana dengan baik karena di pengaruhi oleh latar belakang siswa, keterbatasan sumber belajar yang berkualitas, dan kelengkapan perangkat pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran. Keterbatasan bahan belajar juga menjadikan siswa tidak belajar di rumah dan hanya mengandalkan penjelasan guru di sekolah.

 

Aktivitas guru di kelas tidak didukung dengan sumber dan bahan yang memadai. Guru menyiapkan RPP, tetapi kegiatan pembelajaran sering tidak sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP. RPP hanya digunakan guru untuk kepentingan kedinasan. Pembelajaran yang dilaksakan guru adalah menjelaskan materi didepan kelas, kemudian menugaskan siswa untuk menulis cerpen. Keterbatasan sumber yang berkualitas juga menyebabkan guru tidak menggunakan rubrik penilaian untuk mengevaluasi keterampilan menulis cerpen siswa. ( sumber https://www.kompasiana.com/novitaanandasrianto0951)

penulis : firman edi

editor : Nora Listiawati

publisher : Roy Dwi Oktaviandi