• Mon. Oct 7th, 2024

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Penulisan Berita Yang Baik Dan Benar, ini tekniknya

ByNora listiawati

Apr 2, 2022

kepri.polri.go.id – Berita-berita yang disajikan melalui surat kabar, radio, televisi, dan media online tentunya tidak dikemas dengan sembarangan. Para jurnalis dituntut untuk mengetahui serta memahami kaidah-kaidah yang berlaku dalam penulisan berita secara umum. Selain itu, masing-masing organisasi media massa memiliki gaya tersendiri dalam menulis berita namun dengan tetap mengacu pada kaidah-kaidah yang berlaku secara universal. Itulah sebabnya, jika kita cermati, gaya penulisan Kompas akan berbeda dengan gaya penulisan Pikiran Rakyat misalnya.

Menulis berita dengan baik adalah sangat penting dalam kegiatan jurnalistik. Jika jurnalis tidak bisa menulis berita dengan baik maka berbagai berita penting, kisah-kisah yang menarik, analisis mendalam, ulasan pendapat, dan kabar gosip tidak akan mampu menjangkau khalayak sasaran. Menulis merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Karena dengan menulis, kita belajar untuk menemukan dan menggunakan kata-kata yang tepat, menyatukannya ke dalam sebuah kalimat, dan membentuk sebuah paragraf yang dapat memberikan makna bagi khalayak pendengar atau pembaca. Tulisan yang baik akan mendatangkan umpan balik yang positif dari editor, pembaca, dan lain-lain.

Bagaimana tata cara penulisan berita yang baik? Sebelum membahasnya, kita pahami terlebih dahulu apa itu berita.

Pengertian Berita

Banyak sekali pengertian berita yang telah dirumuskan oleh ahli. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

  • Kamus Besar Bahasa Indonesia Online – Berita atau kabar adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat. Berita juga berarti laporan, pemberitahuan, atau pengumuman.
  • Dictionary of Media – Berita adalah laporan dari kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi dalam sebuah surat kabar, televisi, radio, atau laman.
  • Dictionary of Mass Communication and Media Research – Berita adalah laporan dari suatu kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi atau laporan yang muncul di media massa.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa istilah berita atau news dalam bahasa Inggris merujuk pada 4 (empat) arah mata angin, yaitu North, East, West, dan South. Hal ini mungkin diciptakan untuk membedakan antara diseminasi informasi secara kasual dan usaha yang disengaja untuk mengumpulkan berita.

Menurut David Demers (2005 : 210), berita dapat dibedakan ke dalam dua macam yaitu “hard news” dan “soft news”.

  • Hard news merujuk pada pelaporan berita tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi misalnya berita-berita politik dan kriminal. Umumnya, hard news mencakup berita-berita terbaru yang ditulis dengan gaya piramida terbalik.
  • Soft news merujuk pada pelaporan berita yang terkait dengan tema human interest atau profil seseorang.

Ada 3 unsur dalam membuat berita

  1. Judul

Judul harus menceritakan intisari berita dalam bahasa yang ringkas dan padat.  Dan dalam penulisan kepala berita hendaknya tetap mengindahkan tata bahasa Indonesia yang baku.

 

  1. Teras berita (lead)

yang dimaksud dengan teras berita atau leads adalah pembuka atau pengantar berita yang berisi intisari dari informasi yang sangat penting. Tujuan penulisan teras berita adalah untuk menarik perhatian khalayak. Umumnya teras berita ditulis dengan singkat, padat, dan jelas dalam satu atau dua paragraf. Teras berita atau pengantar berita atau intro merupakan bagian terpenting dari suatu berita. Karenanya harus ditulis dengan singkat, padat, dan jelas.  Biasanya, dalam teras berita menjawab pertanyaan WHO – WHAT – WHERE – WHEN – WHY – HOW atau dikenal dengan 5W+1H.

  1. Tubuh berita adalah penjelasan dari berita

Dasar Penulisan Jurnalistik

Secara “teknis”, menulis berita itu melaporkan peristiwa dengan menyusun unsur atau elemen berita yang terangkum dalam istilah 5W+1H:

  • Who – Pelaku, subjek. Siapa? Siapa yang melakukan? Siapa yang mengadakan? Siapa yang terlibat? Biasanya nama orang atau lembaga.
  • What – Peristiwa. Apa? Melakukan apa? Mengadakan apa? Ngomong apa? Menyelenggarakan apa?
  • Where – Tempat. Di mana diadakannya? Di mana terjadinya? Di mana lokasinya?
  • When – Waktu. Kapan? Hari apa tanggal berapa? Iraha? Berpa lama?
  • Why – Tujuan, latar belakang peristiwa. Kenapa? Untuk apa? Apa tujuannya? Mengapa terjadi? Kenapa diadakan? Kenapa ngomong begitu?
  • How – Detail peristiwa. Bagaimana ceritanya? Bagaimana kejadiannya? Prosesnya? Ada apa saja?

Keenam unsur berita tersebut lalu disusun dengan mengacu pada format pemberitaan yang dikenal dengan istilah piramida terbalik (inverted pyramid), yakni mengedepankan unsur terpenting dalam peristiwa. Ringkasnya, dalam menulis berita atau menyusun laporan peristiwa, penulis berita harus mengedepankan unsur terpenting dari 5W+1H di atas: pelaku, peristiwa, tempat, waktu, tujuan, atau detailnya.

Lazimnya, unsur WHO atau WHAT merupakan unsur terpenting sehingga dikedepankan. Karena itu, sebaiknya formula bagus untuk menulis berita yang baik sesuai dengan kaidah jurnalistik, yaitu:

  • Who did What, When, Where, Why, How.
  • SIAPA melakukan APA, kapan, di mana, kenapa, bagaimana?
  • Contoh: Lembaga …… mengadakan Seminar ……. Sabtu (2/4) di Batam untuk membahas kebijakan terbaru.
  • Contoh lain: Manchester United menang 3-2 atas Southampton dalam pertandingan Liga Inggris Minggu (2/4) di St. Mary’s Stadium.

Dengan demikian, penulisan berita dalam bentuk piramida terbalik memiliki karakteristik sebagaii berikut :

  1. Menempatkan informasi dalam urutan logis.
  2. Mengatur informasi dari yang paling penting ke yang kurang penting.
  3. Alur kisah dimulai dengan sebuah klimaks.
  4. Informasi berikutnya bersifat menjelaskan dan mendukung teras berita.

Keuntungan menulis berita dalam bentuk piramida terbalik adalah sebagai berikut :

  • Mengiklankan apa yang akan dibaca dalam sebuah berita.
  • Mengirimkan informasi yang paling penting di muka.
  • Menghemat waktu bagi pembaca dan ruang editor.
  • Memungkinkan para editor untuk mempersingkat berita dari bawah.
  • Pengiriman berita lebih cepat.
  • Pembaca dapat meninggalkan berita kapanpun ketika telah mendapatkan infromasi yang dibutuhkan.

Adapun kekurangan menulis berita dalam bentuk piramida terbalik adalah sebagai berikut :

  • Pembaca menjadi tidak tertarik untuk membaca keseluruhan berita.
  • Berita menjadi seperti tidak ada akhir.
  • Tidak ada ketegangan karena pembaca kehilangan minat.

Demikianlah ulasan singkat tentang Teknik Penulisan berita yang baik dan benar . Semoga seluruh insan pers Humas Polri dapat menjadikan sebagai salah satu acuan dalam menulis berita dan memberikan setitik tambahan pengetahuan dan wawasan dalam ilmu komunikasi khususnya jurnalistik. Selamat mencoba.(disadur dari berbagai sumber).

Editor   : Joni kasim

Publish : Nora

Penulis : Firman