Perkotaan menjadi magnet pertumbuhan ekonomi dan sosial. Namun, pesatnya urbanisasi sering kali tidak diikuti oleh perencanaan lingkungan yang matang. Salah satu konsekuensi dari perkembangan kota yang tidak terkendali adalah meningkatnya kejadian banjir. Wilayah-wilayah yang sebelumnya aman dari banjir kini mulai terpapar risiko akibat alih fungsi lahan dan penyempitan badan air.
Pemetaan risiko banjir merupakan pendekatan strategis yang menggabungkan data lingkungan, spasial, dan sosial untuk mengidentifikasi area rawan serta mengembangkan strategi mitigasi yang tepat.
Pentingnya Pemetaan Risiko Banjir
Pemetaan risiko tidak hanya berfungsi untuk menunjukkan area yang kemungkinan besar terdampak banjir, tapi juga mencakup analisis terhadap:
- Hazard (Bahaya): Intensitas curah hujan, topografi, dan kondisi hidrologi.
- Vulnerability (Kerentanan): Kondisi sosial-ekonomi masyarakat, infrastruktur, dan layanan publik.
- Exposure (Paparan): Kepadatan penduduk, nilai aset, dan aktivitas ekonomi di wilayah terdampak.
Melalui pendekatan ini, pemerintah dan masyarakat dapat mengambil keputusan yang berbasis data.
Metode Pemetaan
Pemetaan risiko banjir biasanya dilakukan dengan bantuan teknologi seperti:
- GIS (Geographic Information System) untuk visualisasi peta risiko.
- Citra satelit dan remote sensing untuk analisis penggunaan lahan.
Kombinasi dari data-data ini menghasilkan peta risiko yang membagi wilayah menjadi zona rendah, sedang, dan tinggi risiko banjir.