• Sat. Apr 19th, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Jangan Lupa Untuk Selalu Bersyukur

ByNora listiawati

Jan 3, 2024

pid.kepri.polri.go.id-Coba kita sisihkan waktu sejenak untuk bersyukur atas hal-hal baik dalam hidup anda. Renungkan tentang apa yang telah kita capai, orang-orang yang selama ini menyayangi dan memperhatikan kita, pengalaman yang telah kita dapatkan, keahlian dan minat yang kita miliki, apa yang kita yakini, dan hal-hal terindah yang telah terjadi dalam hidup kita.

Seringkali kita menginginkan kehidupan yang sempurna tanpa memahami bahwa kita perlu untuk merubah diri sendiri, membuat apa yang kita miliki lebih bernilai dan berguna untuk diri sendiri dan menjadi amalan menuju tempat abadi nanti.

Bersyukur adalah suatu hal yang sangat mudah dilakukan oleh setiap insan, namun apakah selama ini kita sebagai manusia telah melakukan hal tersebut? Jarang, atau bahkan tidak sama sekali. Pada umumnya kebutuhan manusia tak pernah cukup, selalu merasa kekurangan sehingga ingin lagi, lagi dan lagi. Mungkin kita telah lupa akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah Swt.

“Syukuri apa yang ada hidup adalah anugerah tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik, Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa.”Penggalan lirik lagu Jangan Menyerah D’Masiv.Meskipun hanya sebatas lirik lagu tapi memiliki makna yang begitu berarti bagi kehidupan yang lebih baik.

Cara bersyukur

pengertian, hakikat, dan cara bersyukur kepada Allah SWT

Ada banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt. Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

  • Syukur dengan Hati

Syukur dengan hati dilakukan dengan menyadari sepenuhnya bahwa nikmat yang kita peroleh, baik besar, kecil, banyak maupun sedikit semata-mata karena anugerah dan kemurahan Allah SWT. Allah SWT berfirman:

“Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah.” (QS. An-Nahl : 53)

Syukur dengan hati dapat mengantar seseorang untuk menerima anugerah dengan penuh kerelaan tanpa menggerutu dan keberatan, betapa pun kecilnya nikmat tersebut.

Syukur ini akan melahirkan betapa besarnya kemurahan da kasih sayang Allah sehingga terucap kalimat tsana’ (pujian) kepada-Nya.

  • Syukur dengan Lisan

Ketika hati seseorang sangat yakin bahwa segala nikmat yang ia peroleh bersumber dari Allah, spontan ia akan mengucapkan “Alhamdulillah” (segala puji bagi Allah) Wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur juga milik Allah).

Karenanya, apabila ia memperoleh nikmat dari seseorang, lisannya tetap memuji Allah SWT. Sebab ia yakin dan sadar bahwa orang tersebut hanyalah perantara yang Allah SWT kehendaki untuk “menyampaikan” nikmat itu kepadanya.

Al pada kalimat Alhamdulillah berfungsi sebagi istighraq, yang mengandung arti keseluruhan.Sehingga kata alhamdulillah mengandung arti bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah SWT, bahkan seluruh pujian harus tertuju dan bermuara kepada-Nya.

Oleh karena itu, kita harus mengembalikan segala pujian kepada Allah SWT.Pada saat kita memuji seseorang karena kebaikannya, hakikat pujian tersebut harus ditujukan kepada Allah SWT.Sebab, Allah adalah pemilik segala kebaikan.

  • Syukur dengan Perbuatan

Syukur dengan perbuatan mengandung arti bahwa segala nikmat dan kebaikan yang kita terima harus dipergunakan di jalan yang diridhoi-Nya.

Misalnya untuk beribadah kepada Allah, membantu orang lain dari kesulitan, dan perbuatan baik lainnya. Nikmat Allah harus kita pergunakan secara proporsional dan tidak berlebihan untuk berbuat kebaikan.

Rasulullah saw menjelaskan bahwa Allah sangat senang melihat nikmat yang diberikan kepada hamba-Nya itu dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah senang melihat atsar (bekas/wujud) nikmat-Nya pada hamba-Nya.” [HR. Tirmidzi dari Abdullah bin Amr]

Maksud dari hadits di atas adalah bahwa Allah menyukai hamba yang menampakkan dan mengakui segala nikmat yang dianugerahkan kepadanya.

Misalnya, orang yang kaya hendaknya menampakkan hartanya untuk zakat, sedekah dan sejenisnya.Orang yang berilmu menampakkan ilmunya dengan mengajarkannya kepada sesama manusia, memberi nasihat dan sebagainya.

Maksud menampakkan di sini bukanlah pamer, namun sebagai wujud syukur yang didasaari karena-Nya. Allah SWT berfirman:

“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur).”(QS. Adh-Dhuha : 11)

  • Menjaga Nikmat dari Kerusakan

Ketika nikmat dan karunia didapatkan, cobalah untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya.Setelah itu, usahakan untuk menjaga nikmat itu dari kerusakan.

Misalnya, ketika kita dianugerahi nikmat kesehatan, kewajiban kita adalah menjaga tubuh untuk tetap sehat dan bugar agar terhindar dari sakit.

Kita pun harus membentengi diri dari perbuatan yang merusak iman seperti munafik, ingkar dan kemungkaran.Intinya setiap nikmat yang Allah berikan harus dijaga dengan sebaik-baiknya.

sumber : brilionet.com

penulis    : Fallas Fictoven

editor      : Firman Edi

publisher : Nora