• Sun. Apr 20th, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Hari Raya Santo Yusuf

ByNora listiawati

Mar 19, 2025

Hari Raya Santo Yusuf diperingati setiap tanggal 19 Maret oleh umat Katolik di seluruh dunia sebagai penghormatan kepada Santo Yusuf, suami dari Bunda Maria dan ayah angkat dari Yesus Kristus. Ia dikenal sebagai sosok yang saleh, penuh kasih, dan bekerja keras sebagai tukang kayu. Hari raya ini menjadi momen penting untuk merefleksikan peran ayah, kepala keluarga, dan pekerja dalam kehidupan spiritual umat Katolik.

 

Santo Yusuf digambarkan dalam Injil sebagai pria yang setia dan taat pada kehendak Tuhan. Ia menerima tugas ilahi untuk menjaga Maria dan Yesus, meskipun menghadapi situasi sulit dan penuh risiko. Dalam berbagai tradisi Katolik, Santo Yusuf dihormati sebagai pelindung keluarga, pekerja, dan juga pelindung Gereja universal. Perannya yang diam namun penuh makna memberikan teladan hidup yang rendah hati dan penuh tanggung jawab.

 

Di banyak negara, Hari Raya Santo Yusuf dirayakan dengan misa khusus, prosesi, serta kegiatan amal. Di Italia, Spanyol, dan sebagian wilayah Amerika Latin, perayaan ini juga menjadi bagian dari festival rakyat, lengkap dengan makanan khas dan tradisi lokal. Umat Katolik memanjatkan doa kepada Santo Yusuf agar diberi kekuatan dalam menghadapi tanggung jawab hidup sehari-hari, terutama dalam peran sebagai ayah dan pencari nafkah.

 

Paus Fransiskus sendiri pernah mendedikasikan tahun 2021 sebagai Tahun Santo Yusuf, untuk mengangkat kembali nilai-nilai kebapakan, kerja keras, dan kesetiaan dalam kehidupan umat beriman. Dalam surat apostolik Patris Corde (“Dengan Hati Seorang Ayah”), Paus menekankan bahwa Santo Yusuf adalah sosok yang “tidak mencari perhatian”, namun kehadirannya menjadi penopang kehidupan Yesus dan Maria secara nyata.

 

Melalui peringatan Hari Raya Santo Yusuf, umat diajak untuk meneladani hidupnya yang sederhana, namun penuh iman dan kasih. Dalam dunia yang semakin sibuk dan kompetitif, keteladanan Santo Yusuf memberikan inspirasi untuk hidup dengan rendah hati, bekerja dengan tekun, dan menjaga keluarga dengan cinta yang tulus. Peringatan ini bukan hanya sekadar tradisi liturgi, tetapi juga ajakan untuk memaknai kembali nilai-nilai hidup yang esensial.