Hari Keluarga Internasional (International Day of Families) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sejak tahun 1993. Hari ini menjadi momentum penting untuk menyoroti peran keluarga sebagai unit dasar masyarakat dan fondasi utama dalam membentuk generasi yang sehat, berpendidikan, dan berkarakter. Pada tahun 2025, tema yang diangkat adalah “Family-Oriented Policies for Sustainable Development”, menekankan pentingnya kebijakan publik yang mendukung kesejahteraan keluarga dalam pembangunan berkelanjutan.
Keluarga berperan sebagai tempat pertama anak belajar nilai moral, sosial, dan budaya. Dalam konteks global, keluarga juga menghadapi tantangan besar seperti tekanan ekonomi, perubahan gaya hidup, krisis lingkungan, dan disrupsi digital. Peringatan ini mengajak negara dan masyarakat untuk memastikan bahwa kebijakan sosial, pendidikan, kesehatan, hingga ekonomi dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan keluarga mulai dari perlindungan ibu dan anak, hingga jaminan sosial bagi lansia dalam keluarga.
Di Indonesia, Hari Keluarga Internasional sering dijadikan ajang kampanye oleh instansi pemerintah, seperti BKKBN dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk mempromosikan pentingnya pola asuh yang baik, pencegahan kekerasan dalam rumah tangga, serta peningkatan kualitas hubungan antar anggota keluarga. Kegiatan seperti seminar, lomba keluarga harmonis, layanan kesehatan gratis, dan penyuluhan gizi pun kerap diselenggarakan untuk memperkuat nilai-nilai kekeluargaan.
Melalui peringatan ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menciptakan lingkungan keluarga yang aman, inklusif, dan mendukung pertumbuhan seluruh anggotanya. Hari Keluarga Internasional bukan sekadar seremoni, tetapi panggilan untuk merefleksikan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi dalam membangun keluarga yang sehat secara emosional, fisik, dan sosial demi masa depan yang lebih baik.