Di era media sosial, Instagram menjadi salah satu platform yang paling digemari oleh remaja, termasuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui Instagram, pengguna dapat berbagi momen hidup, prestasi, gaya hidup, bahkan rutinitas sehari-hari. Namun, di balik popularitasnya, penggunaan Instagram juga menimbulkan fenomena psikologis yang dikenal sebagai FOMO (Fear of Missing Out)—ketakutan akan ketinggalan informasi atau pengalaman sosial yang orang lain alami.
Apa itu FOMO?
FOMO adalah kondisi psikologis di mana seseorang merasa cemas, tidak puas, atau tertinggal karena melihat orang lain (terutama di media sosial) menjalani pengalaman yang tampak lebih menarik, sukses, atau menyenangkan. Dalam konteks remaja SMA, FOMO sering muncul ketika mereka melihat teman-temannya menghadiri acara tertentu, memiliki barang-barang baru, atau menampilkan kehidupan yang tampak “sempurna” di Instagram.
FOMO yang ditimbulkan dari penggunaan Instagram bisa memberikan dampak serius terhadap kesehatan mental remaja SMA, mulai dari kecemasan, stres, hingga gangguan kepercayaan diri. Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menyadari bahwa kehidupan yang terlihat di Instagram belum tentu mencerminkan kenyataan. Pendampingan dari lingkungan keluarga dan sekolah juga berperan besar dalam membentuk kebiasaan digital yang sehat.