Kepri.polri.go.id – Pengaruh Pornografi Terhadap Prestasi Akademik
Fenomena bonus demografi harus dioptimalkan dengan menciptakan generasi unggul yang memiliki prestasi. Prestasi akademik dapat diukur dengan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan, karena suatu usaha belajar telah dilakukan oleh seseorang secara maksimal (Setiawan, 2006). Salah satu indikator prestasi akademik yaitu nilai ulangan harian, UTS dan UAS, nilai rapor, dan nilai Ujian Nasional (UN). Makin tinggi skor yang diperoleh, artinya tingkat keberhasilan dan kesuksesan yang diraih makin baik. Sebaliknya, makin rendah skor yang diperoleh, artinya tingkat kegagalan makin tinggi karena (biasanya) akan sulit untuk melanjutkan ke sekolah atau kampus yang unggul.
Prestasi akademik diintrepretasikan sebagai output yang menggambarkan keberhasilan seorang pelajar atau mahasiswa, sedangkan perilaku menyimpang yang mengarah kepada pornografi dan seks bebas diasumsikan sebagai faktor penghambat untuk berprestasi secara akademik. Dua hal yang kontradiktif tersebut saling terkait dan dapat menciptakan image seorang remaja jika dibandingkan dengan remaja yang lainnya.
Nilai akademik dipengaruhi oleh kepribadian dan kerja keras tiap individu. Pribadi yang sering melakukan perilaku menyimpang dan atau tindakan kenakalan lainnya dapat memengaruhi prestasi akademik di sekolah. Akibat penyimpangan dan kenakalan yang telah disebutkan di atas, banyak diantara mereka yang tidak sanggup mengikuti pelajaran, hilang kemampuan untuk konsentrasi, malas belajar, patah semangat dan sebagainya. Tidak sedikit pula yang telah jatuh kepada kelakuan yang lebih berbahaya lagi (Daradjat, 1973: 356).
Pornografi diawali oleh rasa keingintahuan yang tinggi terhadap seks, di sisi lain pendidikan seks yang diperoleh di lingkungan keluarga sangat minim. Pornografi dapat mengubah pikiran secara otomatis, tidak fokus dengan apa yang menjadi kewajibannya disekolah, kehilangan semangat belajar, dan malah membuat siswa tersebut kecanduan dalam melakukan hal-hal yang negatif yang mengarah kepada seks pranikah, seperti: berciuman, ciuman lidah, memegang payudara, memegang penis, menyentuh vagina, hubungan seksual, dan seks oral (Santrock, 2007: 258).
Upaya Penanggulangan dan Tindakan Pencegahan Terhadap Pornografi dan Seks Bebas
Pornografi dan seks bebas dapat diakses dan dilakukan baik di rumah maupun di tempat lain yang memungkinkan. Akses untuk pornografi menjadi mudah karena media untuk menonton film porno pun sangat banyak, bahkan dari telepon genggam. Aktivitas mengakses situs porno dapat menyita waktu karena akan memberikan trade off sehingga seseorang tidak melakukan aktivitas lainnya, terutama belajar.
Jenis kenakalan lain akibat dampak dari pornografi yang paling banyak dilakukan yaitu seks bebas. Hal ini bisa terjadi baik dengan atau tanpa sepengetahuan orang tua. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengawasan, terutama terhadap siswa yang memiliki jam beredar yang lebih banyak di luar rumah.
Pornografi dan seks bebas berpengaruh terhadap nilai akademik. Agar kedua perilaku menyimpang tersebut tidak berdampak buruk terhadap nilai akademik, perlu upaya penanggulangan dan tindakan pencegahan sebagai berikut.
Jenis Kenakalan Remaja |
Pornografi dan Seks Bebas |
Tindakan Pencegahan |
|
Upaya Penanggulangan |
|
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis perilaku menyimpang berupa pornografi dan seks bebas kecenderungannya makin meningkat. Hal tersebut menyebabkan dampak (baik secara langsung maupun tidak langsung) terhadap pola tumbuh kembang remaja, terutama menyebabkan prestasi akademik menjadi turun.
Pornografi dan seks bebas utamanya disebabkan oleh era keterbukaan saat ini dan lemahnya pengawasan orang tua dan guru terhadap perilaku anak juga masih minim. Padalah, anak usia sekolah merupakan asset bangsa dalam menghadapi fenomena bonus demografi. Berdasarkan artikel yang telah diuraikan di atas, saya mengajukan beberapa rekomendasi, antara lain:
- Tiap individu sebaiknya lebih selektif dalam memilih teman dan aktivitas pergaulan sehari-hari. Selain itu, kita perlu berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyalahgunakan teknologi untuk hal yang negatif.
- Pornografi dan aktivitas seks bebas memengaruhi nilai dan prestasi akademik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan nilai akademik, peran orang tua dalam mengawasi anak sebaiknya lebih intesif dalam implementasinya.
- Sekolah (dan guru) dapat mengambil tindakan dengan mengeluarkan kebijakan yang dianggap perlu untuk mengurangi siswa dapat mengakses pornografi di sekolah dan meminimalisir ruang gerak siswa untuk melakukan seks bebas (dana atau tindakan lain yang menjurus) di lingkungan sekolah.
Penulis : Joni Kasim
Editor : Nora Listiawati
Publish : Joni Kasim