Migrasi, baik internal maupun internasional, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar tenaga kerja dan pembangunan ekonomi. Dalam konteks positif, migrasi dapat mengisi kekurangan tenaga kerja di sektor-sektor tertentu, meningkatkan produktivitas, serta memperluas basis keterampilan di negara atau wilayah tujuan. Migran sering mengambil pekerjaan yang kurang diminati oleh penduduk lokal, sehingga membantu menjaga stabilitas ekonomi.
Selain itu, migrasi juga mendorong aliran remitansi (pengiriman uang) ke negara asal, yang berdampak positif pada konsumsi rumah tangga, pendidikan, dan investasi lokal. Ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengurangan kemiskinan di daerah asal migran.
Namun, migrasi juga menimbulkan tantangan. Di negara tujuan, peningkatan jumlah pekerja bisa memicu persaingan di pasar kerja, menekan upah, atau menciptakan ketegangan sosial jika tidak diatur dengan baik. Di sisi lain, daerah asal bisa mengalami “brain drain” — hilangnya tenaga kerja terampil yang berpotensi menghambat pembangunan jangka panjang.
Dengan kebijakan yang tepat, migrasi dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Diperlukan koordinasi antara negara asal dan tujuan, serta perlindungan hak-hak pekerja migran, agar dampaknya terhadap pasar tenaga kerja dan pembangunan dapat dikelola secara adil dan produktif.