- Pendahuluan
Media sosial telah menjadi cermin emosi publik yang paling real-time, termasuk dalam mengekspresikan kepanikan dan kekhawatiran saat terjadi krisis seperti pandemi, bencana alam, atau ketegangan politik. Dalam konteks global, ekspresi ini muncul dalam berbagai bahasa dan konteks budaya, menciptakan tantangan sekaligus peluang bagi analisis data emosi lintas bahasa (multibahasa). Analisis ini penting bagi pengambil kebijakan, jurnalis, dan peneliti sosial dalam memahami persepsi publik secara lebih luas dan mendalam.
- Bentuk Ekspresi Panik dan Khawatir di Media Sosial
Ekspresi panik dan khawatir di media sosial dapat dikenali melalui:
- Kata kunci emosional: seperti “takut”, “panik”, “gemetar”, “worried”, “scared”, “anxious”.
- Simbol dan emotikon: seperti 😱, 😰, 😨, atau penggunaan huruf kapital dan tanda seru berulang (“OMG!!!”).
- Topik kontekstual: krisis kesehatan, ancaman keamanan, harga pangan, dll.
- Tagar viral: seperti #panicbuying, #takuttidakselamat, #prayfor[location], yang sering kali merepresentasikan kekhawatiran massal.
Dalam konteks multibahasa, ekspresi serupa muncul dalam berbagai bahasa dan dialek dengan nuansa lokal yang khas.