• Sat. Apr 19th, 2025

PID Polda Kepri

Pengelola Informasi & Dokumentasi Polri

Mengenal Bahaya Merokok bagi Remaja Usia Sekolah, Mengapa Kerap Terjadi Pembiaran?

ByNora listiawati

Sep 5, 2022

pid.kepri.polri.go.id Apa yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini memang kian hari kian runyam, berbagai permasalahan yang muncul menyertai tumbuh dan berkembangnya pula sistem pendidikan di Indonesia.

Permasalahan-permasalahan yang kerap muncul seperti isu kesejahteraan guru, penerapan kurikulum yang tumpang tindih dengan kebijakan yang berlaku, hingga masalah kenakalan remaja yang sejak bertahun-tahun kian tak terselesaikan bahkan sekarang di era serba digital, masalah kenakalan remaja seakan telah bermutasi menjadi masalah yang lebih kompleks.

Beberapa masalah kenakalan remaja usia sekolah yang kerap terjadi di antaranya perkelahian, bullying/perundungan, minum-minuman oplosan, hingga merokok.

Salah satu kenakalan remaja usia sekolah yakni merokok. Fenomena ini bukanlah permasalahan yang baru terjadi di dunia pendidikan. Kebiasaan merokok merupakan sa;ah satu perilaku negatif yang telah terjadi di berbagai jenjang usia pendidikan baik SMA, SMP, bahkan anak-anak usia SD pun tak luput dari perilaku merokok tersebut.

Jika Membahas secara ruang lingkup yang lebih luas, Indonesia merupakan salah satu negara yang tercatat sebagai negara dengan jumlah perokok aktif terbanyak di dunia. Padahal, jika melihat dari dampak ayang ditimbulkan terutama bagi kesehatan justru menjadi suatu ironi.

Data dari Kementerian Kesehatan tahun 2021 merilis hasil survei berkenaan dengan penggunaan tembakau pada usia dewasa (Global Adult Tobaco Survei-GATS) dengan melibatkan 9.156 responden. Hasil survei GATS juga menyatakan bahwa terdapat kenaikan perokok elektronik hingga 10 kali lipat, dari 0,3% tahun 2011 menjadi 3% pada tahun 2021. Sementara itu, jumlah perokok pasif juga ternyatat naik menjadi 120 juta orang.

Data serupa juga dirilis oleh Databoks pada tahun 2020 yang menyatakan bahwa data perokok berumur 15-19 tahun sempat meningkat pada tahun 2020. Ada 10,61% penduduk umur 15-19 tahun yang merokok pada 2020, naik dari 10,54% pada 2019. Mayoritas perokok di Indonesia pertama kalinya berusia 15-19 tahun.

Dari pemaparan data di atas, dapat diketahui bahwa jumlah perokok di Indonesia didominasi oleh para perokok berusia 15-19 tahun. Selain itu, hasil survei juga menyatakan bahwa perokok elektronik juga mengalami peningkatan dari tahun 2011 hingga tahun 2021.

Hal tersebut juga diperkuat dengan pernyataan dari Badan Kesehatan Dunia bahwa korban kematian akibat dari perilaku merokok menembus angka di kisaran 225.700 jiwa setiap tahunnya.

Kebiasaan-kebiasaan ini dapat menyebabkan munculnya penyakit kronis pada usia produktif dan meningkatkan mordibilitas serta kematian prematur yang tinggi.

Berbahayanya dampak yang ditinggalkan dari perilaku atau kebiasaan merokok memang tak dialami secara langsung dan instan melainkan akan terlihat di kisaran usia dewasa atau dalam waktu yang relatif lama.

Kebiasaan merokok yang sering ditemukan akhir-akhir ini salah satunya kebiasaan merokok dari beberapa anak-anak usia sekolah baik SMP maupun SMA. Sebagai guru tentu kita pernah melihat salah satu siswa di sekolah kita atau sekolah lain yang ketangkapan merokok di luar lingkungan sekolah.

Sebagian anak-anak yang tertangkap melakukan aktivitas merokok biasanya dipengaruhi beberapa faktor mulai dari faktor lingkungan, terbiasa melihat orang tua merokok di rumah, mencoba-coba, hingga alasan mencari proses jati diri agar dikenal oleh teman-teman satu kelompoknya.

Lantas, jika anak-anak usia sekolah saja sudah terbiasa merokok. Bagaimana dampak yang akan dialami? dan apa pengaruhnya bagi prestasi dan kualitas diri siswa tersebut?

  1. Gangguan Paru-Paru

Memulai kebiasaan merokok terlalu dini sangat berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru. Rokok menyebabkan gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan paru-paru pada anak-anak dan remaja yang dapat menimbulkan masalah kesehatan kronis ketika mereka menginjak usia dewasa.

Riset dari emc Healtcare menyatakan bahwa jika seorang anak merokok selama 20 hari, maka dampak buruk terhadap paru-parunya sama seperti seseorang yang telah merokok selama 40 tahun dan ia pun lebih rentan terkena penyakit kanker paru.

2. Efek Kecanduan

Jika melihat dari label komposisi yang tertera pada bungkus rokok, tentu ada kandungan nikotin yang tertulis di sana. Kandungan nikotin yang terdapat dalam rokok inilah yang menyebabkan efek ketergantungan bagi si perokok.

Jika hal tersebut sudah terjadi, akan sulit untuk mencoba lepas dari pengaruh rokok. Bahaya yang dialami anak-anak biasanya terjadi pada saat anak-anak tak memiliki uang untuk membeli rokok, mereka akan melakukan cara apapun untuk mendapatkan rokok mulai dari mencuri rokok orang tua di rumah, mencuri uang, atau sampai memalak teman di sekolah.

3. Kerusakan Gigi

Merokok adalah penyebab utama dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hampir setengah dari infeksi yang terjadi di mulut terjadi di mulut terjadi kepada para perokok aktif dengan rentang usia di bawah 30 tahun.

Sebuah riset juga membuktikan bahwa perokok aktif mengalami gangguan pada gigi seperti plak pada gigi, radang gusi, noda pada gigi, gigi tanggal, dan lain sebagainya.

Dampak dari gigi yang telah rusak tersebut akan berpengaruh pada cita-cita dan harapan si anak di masa depan jika mereka menghendaki atau berkeinginan menjadi bagian dari TNI atau POLRI maka kesehatan gigi sangatlah penting.

4. Kanker

Melansir dari laman Halodoc.com, kebiasaan merokok sendiri dapat menyebabkan 15 jenis kanker. Cancer Research UK mengungkapkan bahwa kebiasaan buruk dari aktivitas merokok menyebabkan 7 dari 10 kasus kanker paru-paru di Inggris, yang juga meenjadi penyebab terjadinya kasus kematian.

Rokok menyebabkan kanker seperti kanker mulut, faring (tenggorokan atas), hidung dan sinus, laring (kotak suara), kerongkongan (pipa makanan), hati, pankreas, lambung, ginjal, usus ovarium, kandung kemih, leher rahim, dan beberapa jenis kanker darah seperti leukimia.Masalah pada otot dan tulang serta gangguan stamina

Penelitian dalam lingkup besar dilakukan Belgia dan melibatklan sebanyak 677 remaja. Dari penelitian ini diketahui bahwa remaja yang sering merokok memiliki kepadatan tulang yang rendah serta mengalami penurunan puncak pertumbuhan yang seharusnya terjadi pada usianya.

Sama dengan penelitian sebelumnya, penelitian sebelumnya, penelitian yang mengikutsertakan 1000 remaja laki-laki di Swedia menemukan bahwa kelompok yang merokok mengalami kerapuhan tulang dan mengurangi kepadatan atau densitas tulang pada bagian tulang belakang, leher, tengkorak, serta pada tangan dan kaki.

Selain itu, perokok aktif biasanya juga mengalami gangguan stamina terutama pada saat berolahraga yang membutuhkan kualitas paru-paru yang baik.

Masalah-masalah yang terjadi di akibatkan dari kebiasaan merokok harus diminimalisasikan dengan mencoba melakukan aktivitas yang dapat membantu diri keluar dari kebiasaan merokok.

Itulah beberapa dampak yang ditimbulkan dari kebiasaan merokok khususnya bagi remaja, Semoga kita senantiasa terhindar dari perilaku negatif dan selalu siap menjadi generasi cerdas dan produktif(sumber www.kompasiana.com/bangardi0464)

penulis : Firman Edi
Editor : Nora Listiawati
Publisher : Roy Dwi Oktaviandi